Sampang

Kabupaten Sampang adalah salah satu dari 38 Kabupaten di Propinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Timur, terletak di Pulau Madura. Kabupaten Sampang terletak diantara Kabupaten Bangkalan dan Pamekasan di wilayah kerja Pembantu Gubernur Wilayah VI Pamekasan.

Secara administratif Kabupaten Dati II Sampang terbagi dalam 14 Kecamatan yang terdiri dari 180 desa, 6 kelurahan. Kabupaten Sampang terletak ± dari Surabaya ( Ibu kota Propinsi Jawa Timur ) dapat ditempuh ± 1½ jam dengan Perjalanan darat melewati Suramadu. Visi Sampang adalah mewujudkan birokrasi sehat, masyarakat kuat, dan lingkungan bersahabat demi tercapainya kabupaten sampang yang bermartabat

Asal Usul Kabupaten Sampang
Pada Zaman Majapahit di Sampang ditempatkan seorang Kamituwo yang   pangkatnya hanya sebagai patih, jadi boleh dikatakan kepatihan yang   berdiri sendiri. Sewaktu Majapahit mulai mundur di Sampang berkuasa Ario   Lembu Peteng, Putera Raja Majapahit dengan Puteri Campa.

Lembu Peteng akhirnya pergi memondok di Ampel dan meninggal disana.
Yang  mengganti Kamituwo di Sampang adalah putera yang tertua ialah Ario   Menger yang keratonnya tetap di Madekan. Menger berputera 3 orang   laki-laki ialah Ario Langgar, Ario Pratikel (ia bertempat tinggal di   Pulau Gili Mandangil atau Pulau Kambing) dan Ario Panengah gelar Pulang   Jiwo bertempat tinggal di Karangantang.

Pratikel mempunyai anak  perempuan yang kawin dengan Ario Pojok dan  mempunyai anak bernama Kiyai  Demang (Demangan adalah tempat  kelahirannya) setelah Demang menjadi  dewasa ia sering pergi ke tempat  tempat yang dipandang keramat dan  bertapa beberapa hari lamanya disana,  pada suatu waktu ia sedang  tertidur dipertapaannya ia bermimpi supaya  ia terus berjalan kearah  Barat Daya kedesa Palakaran.

Setelah Demang bangun ia terus  pulang dan minta ijin pada orang  tuanya untuk memenuhi panggilan dalam  mimpinya, ayah dan ibunya  sebenarnya keberatan tetapi apa dikata,  kehendak anaknya sangat kuat.  Menurut cerita Demang terus berjalan  kearah Barat Daya diperjalanan ia  makan ala kadarnya daun-daun,  buah-buahan dan apa saja yang dapat  dimakan, dan kalau malam ia tertidur  dihutan dimana ia dapat berteduh.

Pada suatu waktu ketika ia  berhenti melepaskan lelah tiba-tiba  datang seorang perempuan tua  memberikan bingkisan dari daun-daun,  setelah bingkisan dibuka  terdapatlah 40 buah bunga nagasari, diamana  ada Pohon Nagasari?  Perempuan tua itu menjawab bahwa pohon yang  dimaksud letaknya didesa  Palakaran tidak beberapa jauh dari tempat itu.

Dengan diantar  perempuan tua tersebut Demang terus menuju kedesa  Palakaran dan diiringi  oleh beberapa orang yang bertemu diperjalanan.  Sesampainya didesa itu  mereka terus beristirahat ditempat pengantarnya  sambil menikmati  hidangan yang lezat-lezat yang menghidangkan ialah,  Nyi Sumekar puteri  dari janda itu. Tidak bberapa lam Demang jatuh cinta  pada perempuan itu  dan mereka kawin, kemudian mereka mendirikan rumah  besar, yang kemudian  oleh orang-orang disebut keraton kota Anjar  (Arosbaya) dari perkawinan  Sumekar dan Demang lahirlah beberapa orang  anak dengan nama-nama sebagai  berikut :

1. Kiyahi Adipati Pranomo
2. Kiyahi Pratolo
3. Kiyahi Pratali
4. Pangeran Panagkan dan
5. Kiyahi Pragalbo.

Pada  sauatu saat Demang Palakaran bermimpi bahwa kemudian hari yang  akan  menggantikan dirinya ialah Kiyahi Pragalbo yang akan menurunkan   pemimpin-pemimpin masyarakat yang baik, putera yang tertua Pramono oleh   ayahnya disuruh bertempat tinggal di Sampang dan memimpin pemerintah   dikota itu.

Ia kawin dengan puteri Wonorono di Pamekasan karena  itu ia juga  menguasai Pamekasan jadi berarti Sampang dan Pamekasan  bernaung dalam  satu kerajaan, demikian pula sewaktu Nugeroho (Bonorogo)  menggantikan  ayahnya yang berkeraton di Pamekasan dua daerah itu masih  dibawah satu  kekuasaan, setelah kekuasaan Bonorogo Sampang terpisah lagi  dengan  Pamekasan yang masing-masing dikuasai oleh Adipati Pamadekan  (Sampang)  dan Pamekasan dikuasai oleh Panembahan Ronggo Sukawati,  kedua-duanya  putera Bonerogo.

Lambang Kabupaten Sampang Trunojoyo

Kemudian Sampang diperintah oleh  Pangeran Adipati Mertosari ialah  cucu dari puteri Pramono putera dari  Pangeran Suhra Jamburingin,  demikianlah diceritakan bahwa memang menjadi  kenyataan Kiyahi Demang  banyak menurunkan Raja-Raja di Madura.

 Source (1)