Kalau teman-teman berkunjung sekaligus berlibur ke Pulau Madura
tidak lengkap rasanya jika belum mencicipi kuliner unik dari Kabupaten
Pamekasan. Seperti yang banyak diketahui kalau Kabupaten yang
bersebelahan dengan Kabupaten Sampang di sebelah barat dan Kabupaten
Sumenep di sebelah timur ini memilik panganan kuliner yang beragam.
Salah satunya adalah Sate Lalat, Lala' dalam bahasa Madura atau yang kerap disebut dengan Sate Laler.
Meskipun namanya Sate Lalat tapi bahan yang digunakan sama sekali tidak
menggunakan lalat. Kuliner unik yang satu ini disebut dengan Sate Lalat
karena ukurannya yang kecil seukuran lalat. Ukurannya yang lebih kecil
ini membuat kuliner khas asli Pamekasan tersebut berbeda dengan sate
yang dijual pada umumnya. Sate lalat ini dikembangkan dan dipopulerkan oleh orang Pamekasan
sekitar 25 tahun hingga sekarang, orang pertama kali yang mengembangkan
sate lalat ini adalah Bapak Ento, beliau asli Pamekasan. Bapak Ento
berjualan dengan mengunakan alat-alat tradisional. Tidak menggunakan
gerobak, tetapi menggunakan anyaman bambu lalu dipikul keliling kampung.
Sekarang para penjual Sate Lalat ini kerap menjual dagangannya di Pusat
Makanan Niaga Kota Pamekasan. Pusat makanan rakyat Niaga berada dekat
dengan Monumen Arek Lancor dan Masjid Agung Asy-Syuhada
Pamekasan. Di sepanjang jalan Niaga teman-teman sudah bisa menemukan
banyak penjual Sate Lalat. Biasanya para penjual Sate Lalat ini mulai
buka dari sore hari sampai malam hari. Selain ukurannya yang terbilang
cukup kecil ada beberapa perbedaan antara Sate Lalat dan Sate pada
umumnya.
Harga Sate Lalat Khas Pamekasan
Satu porsi Sate Lalat berisi 25 tusuk dan di setiap tusuknya diisi tiga
potongan daging yang berukuran kecil. Kuliner ini biasa disantap dengan
menggunakan nasi hangat atau lontong. Harga yang dibandrol untuk satu
porsi Sate Lalat dan nasi adalah sekitar Rp. 13.000. Walaupun ukurannya
terbilang kecil namun sangat pas di perut, tidak terlalu membuat kita
kenyang.
Para pembeli biasa duduk lesehan sambil menikmati hidangan Sate Lalat
dan Es Teh atau Teh Hangat. Daging yang digunakan untuk Sate Lalat bisa
daging ayam dan daging kambing. Proses pembuatan bumbunya, tidak sama
dengan sate-sate biasa. Sate lalat tidak menggunakan kacang goreng, tapi
menggunakan kacang yang terlebih dahulu disangar (disangrai) lalu di
masak dengan air setelah itu di haluskan.
Agar tidak mudah gosong, sate yang telah ditusuk sebelumnya dicelupkan
ke dalam minyak goreng. Proses pemanggangan juga tidak bisa dilakukan
terlalu lama. Bahkan terkadang untuk menciptakan aroma yang khas dan
nikmat penjual sate lalat seringkali membuat kecapnya sendiri. Jadi,
tidak heran kalau rasanya cukup berbeda dengan sate pada umumnya.